Blanded Learning
Kecenderungan untuk
mengembangkan pembelajaran melalui
internet sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai
lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
dibidang teknologi komunikasi dan informasi. Tuntutan ini menurut
Hans Hummel dkk (2004) disebabkan oleh tren masyarakat seperti belajar seumur hidup,
mengurangi kesenjangan antara bekerja dan belajar
tanpa batasan waktu dan tempat
serta meningkatnya globalisasi pendidikan.
Teknologi informasi ini menyediakan
sarana untuk mengintegrasikan pengajaran
dan pembelajaran ke
dalam setiap aspek kehidupan setiap
orang yang didasarkan pada
prinsip-prinsip konstruktivis. Contoh
kolaboratif belajar di mana diskusi
memainkan peran penting dalam pembelajaran,
belajar berbasis kompetensi dan pembelajaran berbasis masalah yaitu pengetahuan dibangun oleh individu peserta didik dalam memecahkan masalah nyata dalam situasi yang realistis.
Sebagai alternatif adalah
dikembangkannya metode pembelajaran online dengan memanfaatkan Learning Management System (LMS). LMS merupakan aplikasi yang mengotomasi dan mem-virtualisasi proses
belajar mengajar secara elektronik. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-Learning berbasis web berkembang
pesat, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar
mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan
surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video
streaming, serta tampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang
lebih standar dan berukuran kecil. Untuk
mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia banyak LMS, baik yang
komersial ataupun yang bersifat Open Source.
Dari studi yang ada,
kendala terbesar e-learning adalah interaktivitas langsung antara pembelajar dengan instrukturnya.
Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah sehingga peserta memerlukan feedback
dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan feedback dari
pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif,
tepat sasaran (Muhammad Noer, 2010). Untuk
mengatasi kendala tersebuat, pembelajaran Blended learning dapat dijadikan alternatif.
Blended
learning envoronment adalah
sebuah lingkungan belajar yang mengkombinasikan-pembelajaran
melalui tatap muka dengan pembelajaran bermediasi teknologi (Graham , 2003). Pembelajaran tatap muka melibatkan interaksi
antara guru dan peserta didik yang berada di tempat yang sama, sedangkan
pembelajaran yang dimediasi teknologi menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk memediasi pengalaman belajar dan interaksi tanpa
melibatkan peserta didik dan guru ditempatkan bersama-sama.
Bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan
virtual antara guru dengan peserta didik di tempat yang berbeda, namun bisa
saling memberi feedback, bertanya,
atau menjawab. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian
menyebutnya dengan long distance instructed learning atau
virtual instructor led training, dimana model pembelajaran ini
memanfaatkan TIK lewat media video conference, phone conference, atau chatting
online.
Tiga alasan utama untuk
mengadopsi pendekatan campuran dalam pembelajaran adalah (1) peningkatan
efektivitas pembelajaran, (2) peningkatan akses dan kenyamanan, dan (3)
efektivitas biaya (Graham, 2003).
Blended learning sebagai alternatif
pembelajaran dengan memanfaatkan karakteristik pembelajaran e-learning antara
lain:
- Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif lebih mudah sesuai waktu yang dijadwalkan.
- Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
- Memanfaatkan jadwal peserta didik, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
4. Perencanaan yang tepat dan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan guru, baik terjadwal atau pengulangan mandiri, sehinga dapat
memberikan motivasi dan disiplin peserta didik yang berpengaruh yang sangat
besar terhadap sukses atau tidaknya suatu proses pembelajaran online tersebut.
Melalui blended
learning, interaktivitas pembelajaran dapat mendekati pembelajaran secara
langsung dengan tatap muka, maka penerapannya membutuhkan pemahaman teknologi, kesiapan
bahan ajar dan perencanaan waktu bagi guru dan siswa serta tersedianya
fasilitas TIK yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Hummel, Hans
dkk. 2004. Educational Modelling Language and Learning Design: New Opportunities For
Instructional Reusability and Personalised Learning. Int. J. Learning Technology, Vol. 1, No. 1, 2004. Diunduh tanggal 30
Oktober 2011
Nur,
Muhammad. 2010. Blended Learning Mengubah
Cara Kita Belajar Di Masa Depan. http://www.muhammadnoer.com.
Diunduh tanggal 14 Mei 2010.
Graham,
C. R., Allen, S., and Ure, D. (2003). Blended Learning Environments: A Review
of the Research Literature, http://msed.byu.edu/ipt/graham/vita/ble_litrev.pdf.
Diunduh tanggal 14 Mei 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar