Kamis, 17 Mei 2012

Blanded Learning


Blanded Learning

Kecenderungan untuk mengembangkan pembelajaran melalui internet sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dibidang teknologi komunikasi dan  informasi.  Tuntutan ini menurut Hans Hummel dkk (2004) disebabkan oleh tren masyarakat seperti belajar seumur hidup, mengurangi kesenjangan antara bekerja dan belajar tanpa batasan waktu dan tempat serta meningkatnya globalisasi pendidikan. Teknologi informasi ini menyediakan sarana untuk mengintegrasikan pengajaran dan pembelajaran  ke dalam setiap aspek kehidupan setiap orang yang didasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivis. Contoh kolaboratif belajar di mana diskusi memainkan peran penting dalam pembelajaran, belajar berbasis kompetensi dan pembelajaran berbasis masalah yaitu pengetahuan dibangun oleh individu peserta didik dalam memecahkan masalah nyata dalam situasi yang realistis.

Sebagai alternatif adalah dikembangkannya metode pembelajaran online dengan memanfaatkan Learning Management System  (LMS). LMS merupakan aplikasi yang mengotomasi dan mem-virtualisasi proses belajar mengajar secara elektronik. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-Learning berbasis web berkembang pesat, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta tampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil. Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia banyak LMS, baik yang komersial ataupun yang bersifat Open Source.

Dari studi yang ada, kendala terbesar e-learning adalah interaktivitas langsung antara pembelajar dengan instrukturnya. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah sehingga peserta memerlukan feedback dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran (Muhammad Noer, 2010). Untuk mengatasi kendala tersebuat, pembelajaran Blended learning dapat dijadikan alternatif.

Blended learning envoronment adalah sebuah lingkungan belajar yang mengkombinasikan-pembelajaran melalui tatap muka dengan pembelajaran bermediasi teknologi (Graham , 2003). Pembelajaran tatap muka melibatkan interaksi antara guru dan peserta didik yang berada di tempat yang sama, sedangkan pembelajaran yang dimediasi teknologi menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memediasi pengalaman belajar dan interaksi tanpa melibatkan peserta didik dan guru ditempatkan bersama-sama. 

Bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan virtual antara guru dengan peserta didik di tempat yang berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance instructed learning atau virtual instructor led training, dimana model pembelajaran ini memanfaatkan TIK lewat media video conference, phone conference, atau chatting online. 

Tiga alasan utama untuk mengadopsi pendekatan campuran dalam pembelajaran adalah (1) peningkatan efektivitas pembelajaran, (2) peningkatan akses dan kenyamanan, dan (3) efektivitas biaya (Graham, 2003).
Blended learning sebagai alternatif pembelajaran dengan memanfaatkan karakteristik pembelajaran e-learning antara lain:
  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif lebih mudah sesuai waktu yang dijadwalkan.
  2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
  3. Memanfaatkan jadwal peserta didik, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
4.      Perencanaan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru, baik terjadwal atau pengulangan mandiri, sehinga dapat memberikan motivasi dan disiplin peserta didik yang berpengaruh yang sangat besar terhadap sukses atau tidaknya suatu proses pembelajaran online tersebut.

Melalui blended learning, interaktivitas pembelajaran dapat mendekati pembelajaran secara langsung dengan tatap muka, maka penerapannya membutuhkan pemahaman teknologi, kesiapan bahan ajar dan perencanaan waktu bagi guru dan siswa serta tersedianya fasilitas TIK yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Daftar Pustaka
Hummel, Hans dkk. 2004. Educational Modelling Language and Learning Design: New Opportunities For Instructional Reusability and Personalised Learning. Int. J. Learning Technology, Vol. 1, No. 1, 2004. Diunduh tanggal 30 Oktober 2011
Nur, Muhammad. 2010. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa Depan. http://www.muhammadnoer.com. Diunduh tanggal 14 Mei 2010.
Graham, C. R., Allen, S., and Ure, D. (2003). Blended Learning Environments: A Review of the Research Literature, http://msed.byu.edu/ipt/graham/vita/ble_litrev.pdf. Diunduh tanggal 14 Mei 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar